Selalu Makan Gorengan Tiap Buka Puasa? Waspada 4 Penyakit Ini

SHARE  

Cover CNBC Insight Ramadan, Gorengan Foto: Gorengan/ Edward Ricardo

Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia – Makan gorengan saat buka puasa menjadi sebuah kenikmatan tersendiri bagi beberapa orang. Kendati menjadi menu favorit, siapa sangka gorengan menyimpan dampak negatif bagi kesehatan jika terlalu sering dikonsumsi.

Lantas, apa sih bahaya mengonsumsi gorengan saat berbuka puasa? Berikut paparannya.

1. Obesitas

Makanan yang melalui proses penggorengan cenderung mengandung kalori dan lemak yang tinggi. Sebab, makanan yang digoreng akan kehilangan kadar air yang terkandung di dalamnya dan menyerap lemak berlebih. Akibatnya, makanan tersebut akan memiliki kadar lemak yang tinggi.

“Sebagai contoh, 100 gram kentang yang dipanggang akan mengandung 93 kalori dan 0.13 gram lemak, sedangkan pada 100 gram kentang yang digoreng akan mengandung 312 kalori dan 15 gram lemak,” papar dokter spesialis gizi klinik dari Eka Hospital Cibubur, dr. Imelda Goretti melalui keterangannya.

Imelda mengatakan, makanan yang memiliki kalori serta lemak yang tinggi dapat meningkatkan risiko obesitas. Obesitas adalah kondisi ketika lemak yang menumpuk di dalam tubuh sangat banyak. Bila tidak segera ditangani, obesitas bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, hipertensi, hingga diabetes.

Baca: Kolesterol Mendadak Tinggi, Atasi Pakai 5 Rebusan Daun Ini

2. Kanker

Penjual gorengan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: Penjual gorengan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Imelda mengatakan, makanan yang digoreng berpotensi tinggi menghasilkan zat akrilamida. Akrilamida adalah senyawa berbahaya yang timbul jika makanan digoreng terlalu lama dalam minyak.

“Diketahui, [zat akrilamida] merupakan zat beracun penyebab kanker yang terbentuk dalam makanan selama proses memasak suhu tinggi, seperti menggoreng,” jelas dr. Imelda.

Ia menjelaskan, zat akrilamida adalah reaksi kimia dari gula dan asam amino yang disebut asparagine. Zat ini terbentuk di dalam beberapa makanan, seperti kentang, daging merah, dan makanan bertepung yang diproses dengan suhu tinggi, salah satunya dengan digoreng.

Baca: Penderita Maag Aman Kalau Berpuasa? Begini Penjelasan Ahli

3. Penyakit Jantung

Gorengan berpengaruh besar pada risiko meningkatnya tekanan darah, obesitas, dan penyumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung. Hal ini karena gorengan memiliki kadar lemak jenuh dan lemak trans yang tinggi sehingga bisa berdampak buruk bagi kesehatan jantung.

4. Diabetes Tipe 2

Menurut studi oleh Shenzhen University Health Science Center, mengonsumsi gorengan secara terus-menerus berkaitan erat dengan risiko pengembangan diabetes tipe 2.

Berdasarkan penelitian tersebut, risiko diabetes tipe 2 seseorang yang makan gorengan empat hingga enam kali per minggu dapat meningkat hingga 39 persen. Sementara itu, jika gorengan dimakan lebih dari tujuh kali dalam seminggu, peningkatannya menjadi 55%.

“Penelitian menemukan orang yang sering mengkonsumsi makanan cepat saji memiliki risiko mengalami resistensi insulin dan menyebabkan diabetes tipe 2,” kata dr. Imelda.

Sebagai alternatif, dr. Imelda menyarankan untuk mengonsumsi makanan sehat, seperti kurma, jus buah, dan air mineral sebagai menu berbuka puasa. Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk mulai mengubah pola hidup dengan menggunakan metode masak selain goreng, yakni rebus, kukus, atau panggang.

“Makanan yang dipanggang dengan oven pemanggang maupun air fryer bisa menghasilkan makanan dengan nilai kalori serta lemak yang lebih rendah. Penggunaan oven dan air fryer juga dapat mengurangi penggunaan minyakhttps://belajarlahlagi.com/ hingga 70 sampai 80 persen,” jelas dr. Imelda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*