SUMBER GAMBAR,GETTY IMAGESKeterangan gambar,
Tiga kandidat capres: Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan dalam debat capres perdana yang diselenggarakan KPU.
Sejumlah pihak menilai kehadiran para Kpopers- sebutan bagi para penggemar K-pop – tak akan lama karena sebatas penggembira, tapi ada juga yang meyakini mereka bakal menjadi gerakan politik seperti di Cile, Filipina, dan Amerika Serikat.
Pasalnya jumlah penggemar K-pop di Indonesia sangat besar dan terkenal karena militansinya sehingga akan berpengaruh pada perolehan suara.
Lalu apa yang melatari dibuatnya akun @aniesbubble dan sebesar apa kekuatan fandom K-pop dalam membuat gerakan politik?
Potongan-potongan videonya yang sedang siaran langsung di kereta, mobil, atau hotel bertebaran setelah diunggah ulang oleh akun-akun lain.
Tapi di video-video yang viral tersebut tak ada satupun yang membicarakan visi misi atau janji politik. Hanya interaksi tanya-jawab dari penonton yang menyaksikan siaran langsung.
Semisal jawaban sederhana Anies saat ditanya soal skripsi, kehilangan sosok ayah, dan beratnya menjadi guru pendidikan anak usia dini.
Juga momen bagaimana gapteknya Anies mematikan siaran langsung di TikTok atau kebingungannya ketika ditanya ‘kacamata etalase berapa’ – pertanyaan yang biasa muncuk di TikTok Shop.
Hingga pada Jumat (29/12) sebuah akun @aniesbubble di X yang menggunakan emoji burung hantu dan memakai bahasa Korea mengejutkan warganet.
Kehadiran akun tersebut dianggap bahwa Anies Baswedan berhasil menarik hati penggemar K-pop yang diklaim dari kalangan Gen Z.
Sebutan untuk capres nomor urut 1 ini pun bermunculan. Ada yang menyebut Park Ahn Nis, Anies Ahjussi, hingga Anies Appa.
BBC News Indonesia mewawancarai pemilik akun @aniesbubble dan bertanya apa yang melatarinya ‘mempromosikan’ capres nomor urut 1 tersebut.
Dari pengakuannya, semua berawal dari iseng.
Hanya saja jauh sebelum itu, mahasiswi di salah satu universitas ini mengaku sudah memantau keramaian debat capres-cawapres di media sosial.
Waktu itu menurut dia, Anies tampil ‘cerdas’ dalam menjawab pertanyaan dari lawannya sampai-sampai muncul tagar #lethimcook, #aniesbaswedan, #cooking.
Selain juga karena mantan Gubernur DKI Jakarta ini dianggap pas menjadi panutan dan punya prestasi.
“Saya lihat satu-satunya yang paling cocok sama saya dan paling sedikit kekurangannya Pak Anies.”
Sebagai generasi Z dan pemilih pemula, ia merasa apa yang dilakukannya dengan membuat akun @aniesbubble adalah ‘jalan baru untuk politik anak-anak Gen Z’.
Pasalnya banyak teman-teman seumurannya yang tak tertarik pada isu-isu politik karena dikira menakutkan.
Ia ingin mengubah pandangan itu sebab bagaimanapun katanya, mereka adalah bagian dari masyarakat Indonesia.
Dari situlah dia mencoba meng-Kpopfication Pilpres 2024 agar Gen Z mau terlibat atau setidaknya kata dia, “kepo sedikit”.
“Soalnya pemikiran mereka politik seram, tapi nggak bisa begitu dong karena kita masyarakat Indonesia dan perlu tahu politik apalagi ini menyangkut pemilihan presiden.”
“Jadi saya lebih mengimbau Gen Z memilih dengan bijak dan kritis.”
Walaupun secara pribadi dia mengaku cocok dengan Anies Baswedan tapi pilihannya belum final.
Dia berkata, masih bisa berubah haluan pada hari pencoblosan.
Itu mengapa, ia tak pernah mengompori teman-temannya untuk memilih capres nomor urut 1 tersebut.
Hingga Rabu (03/01) jumlah pengikut @aniesbubble mencapai 102.964 hanya dalam hitungan hari.
Beberapa pihak ada yang menuduhnya sebagai buzzer bayaran tapi itu disanggahnya.
Sebab sampai sekarang tak ada satupun timses Anies-Muhaimin yang mengontak dan mengajaknya bergabung.
“Ada yang akun anonim yang bilang kalau dikasih Rp1 miliar untuk promosikan paslon lain mau atau tidak? Saya jawab tidak mau, money is not everything…“
Penggemar K-pop sejak tahun 2017 ini berkata belum terpikir apakah @aniesbubble bakal menjadi gerakan politik pada Pilpres 2024 seperti di negara-negara lain.
Yang pasti, katanya, tidak mudah membuat fandom K-pop terjun ke urusan politik kalau tak ada kegentingan.
Kendati sudah ada beberapa Kpopers yang mengajaknya ikut serta mengirim food truck ke acara ‘Desak Anies’ https://belajarlahlagi.com/untuk memeriahkan acara.
“Cuma beberapa orang bisa membuat fandom [Kpopres] terjun ke [gerakan politik], kecuali pasangan calonnya itu harus punya kriteria yang bagus…”
“Kalau kriteria calonnya ini jelek atau kurang, tidak bisa dijadikan panutan atau fanbase.”