TPN Ganjar-Mahfud: Prabowo Bisa Tunjuk Pelaku Penghilangan Paksa dan Minta Maaf, tetapi Menghindar

JAKARTA, KOMPAS.TV – Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Benny Rhamdani menyebut Prabowo Subianto bisa saja menunjuk pelaku penghilangan paksa 1997-1998 dan meminta maaf kepada keluarga korban. Namun, Benny menilai Prabowo justru menghindar saat ditanya soal kasus-kasus penculikan tersebut.

Prabowo sendiri ditanya Ganjar Pranowo terkait penghilangan paksa 1997-1998 ketika debat capres perdana pada Selasa (12/12/2023). Menurut Benny, Prabowo terkesan menghindar dan mengalihkan substansi pertanyaan Ganjar.

“Di satu sisi, dia menghindar, tapi dia juga tidak mau tunjuk hidung. Sederhananya, dia kan bisa meminta maaf kepada masyarakat, kepada keluarga korban,” kata Benny dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (14/12).

Baca Juga: Imparsial: Anies dan Ganjar Lebih Progresif Ketimbang Prabowo untuk Sikapi Pelanggaran HAM di Papua

Benny menganggap Ganjar layak mempertanyakan penghilangan paksa 1997-1998 kepada Prabowo. Pasalnya, kasus-kasus penculikan aktivis itu melibatkan Tim Mawar yang menjadi tanggung jawab Prabowo.

Kasus-kasus penculikan oleh Tim Mawar sendiri telah disidangkan di pengadilan militer. Prabowo pun telah dipecat melalui pengadilan militer.

“Ketika Ganjar menanyakan di mana makam para aktivis 98 yang dulu diculik dan dibunuh akhirnya tidak pernah kembali ke keluarganya, itu adalah pertanyaan seorang pemimpin. Pak Prabowo tidak bisa menjawab,” kata Benny dikutip Antara.

“Jadi, penyataan itu wajar disampaikan kepada Prabowo. Kalau dia tidak mengakui, dia kan tinggal sebut saja siapa pelakunya. Prabowo tinggal tunjuk hidung,” lanjutnya.

Benny yang juga menjabat Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI)  pun menilai sikap Prabowo saat debat tidak menunjukkan empati kepada keluarga korban yang kehilangan anak atau saudara selama lebih dari dua dekade. 

Ketika debat capres perdana, Selasa (12/12) lalu, Ganjar bertanya pakah Prabowo bisa menunjukkan makam para korban penghilangan paksa agar keluarga bisa berziarah setelah dua dekade.

“Pertanyaan saya, satu (pertama) apakah Bapak akan membuat pengadilan HAM? Kedua, apakah Bapak bisa menunjukkan makam (para korban), membantu keluarga agar mereka bisa berziarah? Kalau saya jadi presiden, Pak, saya akan bereskan ini, Pak,” kata Ganjar.

Prabowo kemudian menjawab bahwa pertanyaan eks gubernur Jawa Tengah itu “tendensius.” Prabowo kemudian menyinggung sejumlah aktivis ’98 yang kini mendukung dirinya di Pilpres 2024.

“Kenapa yang 13 orang ilang pada saat itu ditanyakan kepada saya? Itu tendensius, Pak Ganjar. Itu tendensius,” kata Prabowo.

Baca Juga: Daftar 13 Korban Penghilangan Paksa 1997-1998 yang Disinggung Ganjar di Debat Capres

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*